Selasa, 20 Desember 2011

NAGABONAR

Sebuah cerita yang mengisahkan tentang perjuangan tentara Indonesia di Sumatra Utara. Lika liku peristiwa 1987 yang begitu pahit dan berat ketika pasukan Kerajaan Belanda datang dan ingin merebut Sumatra Utara, Medan. Dengan kegigihan para pejuang luhur Indonesia, akhirnya pasukan Belanda itupun angkat kaki dari bumi Sumatra Utara.

Sekilas pembukan dari resensi saya kali ini, tentang sebuah film favorit nusantara, Nagabonar. Sebenarnya ini bukanlah sebuah film yang menegangkan. Malah film ini bersifat komedi. Berawal dari  seorang Naga Bonar (Deddy Mizwar) seorang pencopet ulung yang keluar masuk penjata jepang. Ia mempunyai sahabat bernama Bujang.  Sepulang dari penjara Bang Pohan ( Piet Pagau) sedang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Karena waktu itu medan belum sempat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal ini sebagai bukti pada pasukan Belanda bahwa Medan tidak boleh dijajah lagi. Karena proklamasi telah dikumandangkan. Nagabonar ini ternyata menyukai anak dari dokter Zulbi yaitu Kirana. Dokter Zulbi adalah orang yang menolong Nagabonar dan pernah dicurigai sebagai mata-mata. Film ini berakhir dengan orasi NagaBonar dan Kirana kepada pemuda Indonesia.

Film yang dirilis pada tahun 2008 ini, sangatlah menarik. Dimulai dari setting, alur cerita, hingga penokohan sangatlah sempurna. Apalagi penyajiannya yang unik dengan bumbu komedi. Karena sangat menarik, film ini menyabet penghargaan festival film Indonesia 1987 terbaik dengan actor utama yaitu Deddy Mizwar. Actor kelas atas itu sudah sangat sering sekali kebanjiran penghargaan. Walau demikian ia tetap banyak berkarya. Film Nagabonar dilanjutkan pada versi keduanya sekitar tahun 2007 akhir sebagai kelanjutan cerita Naga Bonar pertama.

Seperti layaknya film pada umumnya pastilah mengandung makna yang bisa kita ambil bersama. Pertama kegigihan dalam perang yang digambarkan pada film tersebut. Yang kedua film ini mengajak untuk mengulangi sejarah Negara kita, agar tidak mudah dilupakan begitu saja. Bukankah Negara yang baik tidak melupakan sejarahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar