Senin, 19 Desember 2011

EMAK INGIN NAIK HAJI

                “Seorang wanita tua renta itu sangat tulus hatinya. Tidak peduli apapun yang terjadi ia selalu menolong yang membutuhkan. Ia selalu ikhlas dalam segala hal. Terpancar ketulusan dari senyum di kerutan wajahnya. Walaupun bukan hal umum lagi berjuta-juta halangan dan rintangan menghampirinya setiap detik. Tapi hanya ada satu harapan kecil dari dalam lubuk hatinya. “Aku ingin naik haji”. Sebuah kalimat kecil yang membangkitkan energy cinta anaknya untuk mewujudkan kalimat kecil tersebut. Dengan goresan seni yang diukirnya setiap kali ia meniti jalan, akan ada harapan semuanya akan menjadi mimpi yang panjang.”

                Yupz, itu adalah sekilas pengggambaran dari resensi film ini. Film ini menceritakan tentang impian mulia seorang wanita tua (Aty Cancer Zein) yang ingin naik haji. Wanita tua itu (biasa dipanggil Emak) bekerja sebagai pembantu di rumah seorang politisi kaya dan juga bekerja sebagai penjual kue. Ia mempunyai anak yang bernama Zein (Reza Rahardian) yang bekerja sebagai penjual lukisan keliling. Anaknya juga mengalami masalah dengan pernikahannya, sehingga kandas ditengah jalan. Namun, untuk mewujudkan impian ibunya ia pantang menyerah. Dari jualan lukisan hingga undian berhadiah di Koran setiap harinya ia lakukan demi impian lama ibunya. Walau banyak sekali halangan dan rintangan yang menghantui mereka, namun Zein tidak pernah putus asa. Hingga pada akhirnya mereka berdua bisa naik haji bersama-sama dengan dibiayai oleh majikan di tempat Emak bekerja.

               Film yang disutradarai oleh Aditya Gumay dari cerpen yang berpenulis Asma Nadia menuai banyak kesan positif dari banyak penonton. Mulai dari komentar mengharukan hingga Sensational membuat film ini mendongkrak untung besar-besaran pada tahun 12 Novemmber 2009 lalu. Ditambah lagi film ini menyabet lima penghargaan sekaligus pada festival film yang diadakan di Bandung tepatnya di Hotel Horison dan tercatat sebagai daftar 10 film terbaik di Indonesia. 

                Bukan hal remeh lagi. Film ini banyak makna yang bisa diambil oleh para penonton. Yang pertama jangan berhenti untuk bermimpi selama raga masih lengket di badan dan teruslah berharap yang terbaik dalam hidup. Yang kedua mengajarkan untuk gigih dalam menjalani hidup dan bertawakal sepenuhnya kepada Tuhan. Dan yang ketiga (yang paling menarik) beribadah itu harus ikhlas. Ini tercermin pada adegan dimana ada politisi (majikan Emak) naik haji hanya untuk kepentingan politik dan mencari nama.

                  Film ini sangat sempurna secara keseluruhan. Mengandung realita dan memberikan inspirasi dan motivasi kepada siapa saja yang menontonnya. Tetap dipertahankan film-film seperti ini di tanah air. Jangan hanya menggandrungi film luar. Ayo, gali bersama potensi perfilman Indonesia yang masih terpendam!

2 komentar:

  1. Semoga sayajuga bisa mengajak orang tua saya naik haji ...Amin Ya Robbi

    BalasHapus
  2. amin,, semoga perusahaan mbak eka sukses. jadi semua keluarga mb eka bisa naik haji semua. aminnnn

    BalasHapus